Selasa, 30 Juni 2015

Hikmah Bersyukur

            Al Quran secara tegas menyatakan bahwa manfaat bersyukur adalah untuk manusia itu sendiri. “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Luqman : 31).
Hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa sikap berterima kasih atau bersyukur  akan mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Inilah kesimpulan S.B. Alqoe dkk. asal University of Virginia, Amerika Serikat (AS). Hasil penelitiannya dimuat di jurnal ilmiah Emotion, edisi Juni 2008 dengan judul “Beyond reciprocity: gratitude and relationships in everyday life” (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).
Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, rohani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini. Profesor Psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik.
Selain itu, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung. Kalangan yang memiliki kebiasaan kuat dalam bersyukur atau berterima kasih memiliki kemampuan menyelami jiwa orang lain dan mengambil sudut pandang orang lain. Mereka ditengarai lebih dermawan dan lebih ringan tangan oleh orang-orang di jalinan persahabatan mereka. 
Pribadi-pribadi yang bersyukur dilaporkan memiliki sifat materialistis yang rendah. Mereka tidak begitu menaruh perhatian penting pada hal-hal yang bersifat materi. Mereka cenderung tidak menilai keberhasilan atau keberuntungan diri mereka sendiri dan orang lain dari jumlah harta benda yang mereka kumpulkan. 
 “Bersyukur atas nikmat Allah akan melestarikan nikmat tersebut.” (HR. Ad Dailami).
Bagi seorang Muslim beriman yang pandai bersyukur, manfaat syukur pun tak hanya bisa dinikmati di dunia, tetapi juga bisa dinikmati di akhirat kelak. Inilah janji Allah yang tak mungkin dingkari: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran:145) 
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa’ : 147).

            Ibnu Abbas menceritakan, Rasulullah bersabda, “Orang pertama yang akan dipanggil untuk masuk surga adalah orang-orang yang senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah, yaitu orang-orang yang senantiasa memuji Allah dalam keadaan lapang dan dalam keadaan sempit” (Tanbihul Ghafilin 197).


HAKIKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


  1. Pengertian Perkembangan
1.      Perkembangan Menurut Para Ahli
1.        Santrock ussen (1992)
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
2.       E. B. Hurlock
                                Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
3.       Drs. H. M. Arifin, M. Ed
                Perkembanagn merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi dan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.
4.       Gut Windarsih dan Rohana Kusumawati
Perkembangan merupakan proses menuju keadaan yang lebih dewasa bersifat kualitatif.
5.       Werner (1957)
                                Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan diman diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.

6.       Nagel (1957)
                                Perkembangan merupakan pengertian dimana stuktur yang terorganisasi dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan stuktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
7.       Schneirla (1957)
Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem adaptif sepanjang hidupnya.
8.       Spiker (1966)
Perkembangan berhubungan dengan dua hal yaitu:
a. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
b. Filogenetik, yakni perkembangan asal-usul manusia sampai sekarang ini.
            2. Perkembangan Secara Umum
Pada dasarnnya perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis  dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sedangkan perubahab psikis menyangkut keseluruhan kaarekteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, social dan moral.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.”
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan adalah :
a.       Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan saling mempengaruhi,
b.      Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat baaik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
c.       Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi secara berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.

  1. Ciri-ciri Perkembangan
Ciri-ciri perkembangan setipa individu yaitu ;
1.       Terjadinya perubahan ukuran
-          Aspek fisik          : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ lainnya,
-          Aspek psikis       : bertambahnya perbendaharaan kata dan semakin matangnya kemampuan berfifir, mengingat, dan mengajukan imajinasi kreatif.
2. Terjadinya perubahan proporsi
-          Aspek fisik          : proporsi tubuh anak akan berubah sesuai dengan fase perkembangannya,
-          Aspek psikis       : perubahan imajinasi dan fantasi ke realitas, dan perubahan perhatian yang dulunya hanya pada diri sendiri akan beralih sedikit demi sedikit pada orang lain.
a.       Lenyapnya tanda-tanda lama
-          Aspek fisik          : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) yang terdapat pada dada, rambut, dan gigi susu.
-          Aspek psikis       : lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak  (seperti mengakak) dan perilaku impulsif (melakukan sesuatu tanpa berfifikr dahulu).
b.      Munculnya tanda-tanda baru
-          Aspek fisik          : tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada usia remaja baik primer maupun skunder.
-          Aspek psikis       : berkembangnya rasa ingin tahu terutama pada bidang ilmu pengetahuan, lingkungan, agama, alam, nilai dan moral.
  1. Prinsip-prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip dalam perkembangan setiap individu yaitu :
a.       Perkembangan merupakan proses yang tidak berhenti
Baik fisik maupun psikis akan terus berkembang dari saat konsepsi hingga masa tua.
b.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aaspek perkembangan individu baik fisik maupun psikis satu sama lainnya saling mempengaruhi.
c.       Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu
Setiap perkembangan merupakan hasil dari perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
d.      Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat da nada yang lambat).
e.      Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas
Prinsip ini dijelaskan dengan contoh berikut : (a) sampai usia 2 tahun seorang anak memusatkan perhatiannya untuk menguasai gerak-gerik dan belajar berbicara. Dan (2) pada usia 3-6 tahun seorang anak akan memusatkan perhatiannya untuk menjadi mahluk social.
f.        Setiap individu akan mengalami tahapan fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa setiap individu akan mengalami masa atau fase perkembangan : konsepsi, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua.

  1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Ada tiga aliran yang mempunyai pendapat berbeda tentang factor yang mempengaruhi faktor perkambangan pada setiap individu. Ketiga aliran itu adalah
1.       Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer yang berpendapat bahwa perkambangan individu semata-mata hanya karena faktor bawaan atau keturunan. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan tidak berguna dalam perkembangan individu seirang individu.

2.       Aliran Empirisme
Aliran ini bertolak belakang dengan aliran nativisme. Aliran yang diusung oleh John Lock ini berpendapat bahwa pekembangan yang terjadi pada individu hanya disebabkan oleh factor luar atau lingkungan. Jadi factor ini menerangkan bahwa pendidikan dan lingkungan sangat berperan penting dalam menentukan masa depan anak.
3.       Aliran Konvergensi
Aliran yang dipelopori oleh William Stern mencoba menyatuka pertentangan yang terjadi pada aliran nativisme dan aliran empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan setiap individu dipengaruhi oleh factor bawaan dan factor lingkungan. Dengan menyediakan kondisi yang ideal kita mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir kearah lebih baik yang di bantu oleh factor luaran (lingkungan atau pendidikan).

  1. Tahap-Tahap Perkembangan
Diantara sekian banyak titik tolak yang digunakan dalam mengukur tahap-tahap perkembangan seorang individu, berikut akan dijabarkan tahap-tahap perkembangan ditinjau dari dasar biologis dan dasar kognitif.
a.       Dasar Biologis
Menurut Aristoteles ada tiga tahap perkembangan yang berdasarkan biologis, fase itu masing-masing berjarak tujuh tahun. Fase tersebt adalah :
-          Fase 1   : 0-7 tahun masa kecil atau masa bermain,
-          Fase 2   : 7-14 tahun masa anak atau masa remaja, masa masuk sekolah rendah
-           Fase 3  : 14-21 tahun masa remaja atau pubertas, atau masa peralihan dari anak  menjadi orang dewasa.
Pemisahan antara ketiga fase diatas berdasarkan pertumbuhan biologis yang penting.
b.      Dasar Kognitif
Teori perkembangan kognitif yang paling popular adalah teori Piaget. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi :
-          Tahap sensori motor      : dari usia 0-2 tahun
-          Tahap praoperasional    : dari usia 2-7 tahun
-          Tahap operasi kongkret                : dari usian 7-11 tahun
-          Tahap operasi formal     : usia 11 tahun keatas
Tahap sensori motor ditandai dengan adanya interaksi anak dengan lingkungan melalu berbagai alat indera dan gerakkan. Tahap praoperasional ditandai oleh berkembangnya fungsi symbol, bahasa, pemecahan masalah bersifat fisik, serta kemampuan mengkatagorisasikan. Tahap operasi kongkret ditandai dengan proses berfikir masih berpatokkan pada hal-hal kongkret. Dan tahap operasi formal ditandai dengan kemampuan berfikir abstrak, memmberikan penalaran yang kompleks, dan kemampuan untuk mengkaji suatu hipotesis.

  1. Kematangan Peserta Didik
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinya pertunmbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang, sedangkan anak perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan social ditandai oleh sikap social yang mentap sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga, yang mulai merasakan adanya tanggung jawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyarakat. Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang sering terjadi semakin berkurang dan bahkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingat adalah bahwa usia untuk mencapai kematangan ini berbeda-beda ada anak yang cepat matang da nada juga yang sangat lambat. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus arif dalam menandai perkembangan atau kematangan siswa.

  1. Perbedaan Individual
Perbedaan individual menimbulkan adanya perbedaan kebutuhan, yang dalam kaitan dunia persekolahan merupakan perbedaan kebutuhan layanan pendidikan.  Namun dalam kenyataannya, kita hampir selalu memperlakukan peserta didik dengan cara yang sama. Ini merupakan akibat logis dari pengajaran klasikalyang menjadi ciri khas persekolahan di negeri ini. Untuk dapat memberikan perhatian dan perlakuan secara individu terlebih dahulu guru harus memahami perbedaan individual peserta didik. Perbedaan itu antara lain :
1.       Perbedaan kemampuan
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan itu terlihat dalam beberapa aspek yaitu :
a.       Perhatian
Perhatian memegang peran penting dalam aktifitas manusia, termasuk dalam aktifitas belajar. Perhatian dapat didefinisikan sebagai kesadaran atau aktifitas psikis yang tertuju pada satu objek. Perbedaan perhatian itu terletak pada hal-hal berikut :
·         Intensitas perhatian
·         Luasnya objek perhatian
·         Lamanya perhatian
b.      Pengamatan
Kita belajar melalui pengamatan. Sehubungan dengan pengamatan ini individu mempunyai perbedaan kemampuan indera untuk mengamati sesuatu. Ada lima tipe manusia berdasarkan kemampuannya mengamati sesuatu.
·         Tipe Visual (penglihatan)
·         Tipe auditif (pendengaran)
·         Tipe faktil (perabaan)
·         Tipe gustative (perciuman yang tajam)
·         Tipe olafaktoris (pengecapan yang tajam)
c.       Ingatan
Ingatan mencapai tiga aspek yaitu, mencamkan, menyimpan, dan memproduksi. Berdasarkan  tiga aspek ini, ada orang yang cepat mencamkan sesuatu, ada yang lambat, ada yang dapat menyimpan informasi tanpa berubah, ada yang ingatannya teguh da nada yang dapat menyimpan informasi dalam waktu yang lama tanpa lupa. Ingatan sangat penting dalam belajar. Bahkan sebagian besar pertanyaan yang diajukan oleh guru sering hanya menuntut kemampuan mengingat.
d.      Intelegensi dan bakat khusus
Setiap peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda, sehingga kita dapat menemukan siswa yang cerdas, sedang, da nada juga yang tergolong kurang.
2.      Perbedaan motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu seperti, belajar, bekerja, olahraga, atau melakukan kegiatan amal. Dorongan ini ada yang datang dari diri sendiri (motivasi intrinsik) dan motivasi yang datang dari luar diri (ekstrinsik). Para peserta didik mungkin memiliki motivasi yang berbeda dalam belajar, oleh karena itu guru diharapkan mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, terutama pada diri siswa yang motivasinya rendah.
3.      Perbedaan Kondisi Fisik dan Jenis Kelamin
Kondisi fisik peserta didik mungkin berbeda-beda baik dari bentuk tubuh, kesehatan, maupun fungsi indera. Disamping perbedaan kondisi fisik, perbedaan karakteristik siswa perempuan dan sisiwa laki-laki perlu mendapat perhatian. Minat remaja laki-laki tertuju pada hal yang bersifat intelektual dan abstrak sedangkan minat remaja perempuan tertuju pada hal yang bersifat emosional, konkret, dan personal.
4.      Perbedaan Lingkungan
Lingkungan memegang peranan penting dalam perkembangan individu lingkungan yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda kepada perkembangan tersebut. Perbedaan dalam lingkungan yang meliputi perbedaan social, ekonomi, budaya akan membawa pengaruh proses pembelajaran itu. Sebagai guru kita harus menyadari keadaan tersebut.

  1. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Sebagai objek studi psikologi perkembangan, anak dipandang sebagai suatu totalitas. Konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-kurangnya mengandung 3 pengertian :
1.       Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan satu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
2.       Dalam kehidupan dan perkembangan anak, keseluruhan aspek anak tersebut saling terjalin satu sama lain
3.       Anak berbeda dengan orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi secara keseluruhan.
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung arti bahwa perbedaan anak dengan orang dewasa tidak terbatas secara fisik. Melainkan secara keseluruhan. Anak bukan miniature dari orang dewasa, tetapi anak adalah anak dalam keseluruhan aspek dirinya yang bisa berbeda dari orang dewasa. Secara fisik anak sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, sebaliknya fisik orang dewasa sudah relative tidak berkembang lagi. Anak cenderung didominasi oleh pola fikir yang egosentrik dan orang dewasa sudah lebih mampu berfikir empatik dan social. Daya fikir anak masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Sedangkan orang dewasa sudah mampu berfikir abstrak dan universal.

  1. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan adalah urutan perubahan yang dialami individu secara tratur yang ditentukan oleh genetiknya (Santrock & Yussen, 1992:20). Dalam batasan ini kematangan dipandang sebagai suatu bawaan yakni sebagai warisan biologis yang dibawa sejak lahir.
Pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Disini pengalaman dianggap sebagai unrsur lingkungan yskni sebagai pengalaman-pengalaman environmental yang diperoleh dalam kehidupan.
Para ahli psikologi perkembangan yang menekankan unsur kematangan atau pembawaan  mengklaim warisan biologis sebagai unsur yang paling mempengaruhi perkembangan anak. Pada dasarnya individu berkembang dalam cara yang terpola secara genetic, kecuali jika terganggu atau terhambat oleh faktor lingkungan yang bersifat merusak.
Semantara para ahli yang menekankan unsur lingkungan menganggap pengalaman-pengalaman environmental sebagai faktor yang paling penting dalam perkembangan anak. Menurut kaum environmentalist unsur genetic sekedar mewariskan potensi dasar, tetapi bagaimana hal itu tumbuh dan berkembang sangat tergantung pada makanan, gizi, perawatan medis, latihan dan pendidikan yang diberikan oleh lingkungan. Kesimpulannya, lingkungan dipandang sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak.