Selasa, 30 Juni 2015

Tugas UAS Pengantar Ilmu Pendidikan



TUGAS UAS
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN



Oleh:
SITI MUKHAROMAH
140210301015





PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


SOAL UAS PIP KELAS A DAN KELAS B :

1. Jelaskan landasan-landasan pendidikan :
a. Landasan Filosofis
b. Landasan Sosiologis
c. Landasan Kultural
d. Landasan Psikologis

2. Ada 3 lingkungan dalam pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bagaimana saling pengaruh antar 3 lingkungan tersebut ??

3. Pelaksanaan sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Apa yang anda tahu tentang kedua jalur tersebut ??

4. Mengapa sisdiknas menggunakan dua jalur tersebut ??

5. Jelaskan fungsi masing-masing jenjang pendidikan dalam sisdiknas !!

6. Menurut anda apa saja perbedaan penyelenggaraan pendidikan formal dan pendidikan nonformal ??

7. Ada berbagai upaya yang dilakukan untuk pembaharuan pendidika. Jelaskan !!

8. Jelaskan sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dilihat dari :
a. Segi Lingkungan
b. Segi Pembidangan kerja / sektor kerja.
Ket : Diketik, dikumpulkan minggu depan sesuai jadwal, kelas A hari Senin dan B hari selas

1.        Landasan-landasn Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
A.    Landasan filosofis
            Landasan filosofis bersumber pada pandangan – pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang banyak dikenala saat ini adalah idealisme, realisme, perenialisme, esensialisme, pragmatisme, progresivisme, dan ekstensialisme.
Ø  Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
Ø  Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
Ø  Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
Ø  Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.


B.     Landasan sosiologis
          Dasar sosiologis berkaitan dengan perkembanga, kebutuhan dan karakterstik masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pla – pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :
1.      Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.      Hubungan kemanusiaan
3.      Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.      Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antar sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

C.     Landasan kultural
Kebudayaan da pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan – perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman, sehinggan terbentuklah pola tingkah laku, nilai – nilai, dan norma – norma baru sesai dengan tuntuan masyarakat. Usaha – usaha menuju pola dan norma ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, terutama sekolah dan keluarga.

D.    Landasan psikologis
            Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan:
1)      Perbedaan individual.
2)      Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak.
3)      Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak.
4)      Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.
5)      Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi, dan keterampilan dalam pendidikan.
E.     Landasan ilmiah dan teknologis
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk menggunakan teknologi dari berbagai bidang teknologi ke  dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

2.      Tiga Lingkungan Dalam Pendidikan
Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan , perkembangan atau life processes kita. Jadi lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu. Segala sesuatu yang mempengaruhi itu mungkin berasal dari dalam diri individu (internal environment), dan mungkin  pula berasal dari luar diri individu (external environment). Indivividu dalam hal ini dapat  berbentuk orang atau lembaga. Lingkungan bagi seseorang sebagai individu adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam dirinya (fisik dan psikis ) dan sesuatu yang berada diluar dirinya seperti alam fisika (non manusia ) dan manusia.
1.        Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh keluarga dalam pembentukan prilaku dan kepribadian anak. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami karena beberapa alas an berikut ini :
a.       Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak.
b.      Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga.
c.       Karakteristik hubungan orang tua, anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak - pihak lainnnya (guru, teman, dan sebagainya).
d.      Interaksi kehidupan oarng tua anak dirumah bersifat “asli” , seadanya dan tidak dibuat -  buat.
Dari berbagai definisi diatas jelaslah bahwa peranan keluarga sangatlah penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Undang - undang sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 menyatakan secara jelas dalam pasal 10. Ayat 4, bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai- nilai moral dan keterampilan, kepada anak. Keluarga pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan kepada anak, terutama dalam pembentukan prilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai-nilai, prilaku-prilaku sejenisnya, pengeahuan dan sebagainya. Sehubungan dengan itu, Fuad Ichsan, (1995). Mengemukakan. Fungsi lembaga pendidikan keluarga sebagi berikut :
Ø  Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak- kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya.
Ø  Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
Ø  Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral, keteladanan orang tua dalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak dalam keluarga tersebut guna membentuk manusia susila.
Ø  Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa, sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
Ø  Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.
Ø  Di dalam konteks membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat mengembangkan dan menolong dirinya sendiri , maka keluarga lebih cendrung untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi, tanggung jawab, keterampilan dan kegiatan lain.

 Seifert & Hoffnung, 1991, menjelaskan enam kemungkinan cara yang harus dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak yakni sebagai berikut:
1.)    Permodelan prilaku, baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi model  bagi anak-anaknya.
2.)    Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishments), yaitu orang tua mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran terhadap prilaku-prilakunya yang  positif dan memberi hukuman terhadap prilakunya yang tidak di inginkan.
3.)    Perintah langsung (direct instruction) member perintah secara sederhana seperti “jangan malas  belajar”, “cepat mandi”, nanti sekolahnya kesiangan dan sebagainya.
4.)    Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules) yaitu membuat peraturan uumum yang berlaku dirumah walaupun secar tidak tertulis.
5.)    Nalar (reasoning), cara yang digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya, dengan mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar.
6.)    Menyediakan fasilitas atau bahan dan dengan suasana yang menunjang. Orang tua dapat mempengaruhi prilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan dengan suasana.

2.        Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah suatu hal yang tidak biasa di pungkiri lagi, karena kemajuan zaman,  perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga tidak mungkin lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi gerasi muda akan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat, semakin tinggi pula tuntutan pemenuhan kebutuhan anak akan pendiddikan. Kondisi masyarakat seperti ini mendorong terjadinya proses formalisasi lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem persekolahan. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang didiselenggarakan sekolah melalui kegiatan belajar mengajar denagn organisasi yang tersusun rapi, berjenjang dan  berkesinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujukan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional , maka pendidikan nasional harus berfungsi:
Ø  Sekolah harus mampu menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui  pembekalan semua bidang studi.
Ø  Sekolah melalui teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan siakp social, gotong royong, toleransi dan demokrasidan sejenisnya dalam rangka menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk social.
Ø  Sekolah harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui bidang studi yang relevan sehingga akhirnya akan terbentuk manusia susila yang cakap yang mampu menampilkan dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Ø  Sekolah harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius dan mampu menjadi pemeluk agama, yang baik, taat, soleh, dan toleran. Di dalam konteks pembangunan nasional, pendidikan formal harus menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas yang mampu mensejahterakan dirinya dan bersama orang lain mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara.
Ø  Sekolah berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam mempertahankan atau memelihara kebudayaan yang ada, melakukan pembaharuan dan melayani perbedaan individu anak dalam  proses pendidikan.

3.    Lingkungan Masyrakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap  perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi yakni :
1)        Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembangakan maupun yang tidak di lembagakan.
2)        Lembaga- lembaga kemasyarakatan dan / atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
3)        Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun dimanfaatkan. Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari - hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya.
Dari ketiga kaitan antara masyarakat dan pendidkan tersebut dapat dilihat peran yang telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan Nasional yaitu berupa membantu  penyelenggaraan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, prasarana, dan sarana, menyediakan lapangan kerja, dan membantu mengembangkan profesi baik langsung maupun tidak. Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan sebagai berikut :
Ø  Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus penyegaran,  penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
Ø  Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional seperti sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan sebaginya.
Ø  Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian,  pendidikan agama di surau / langgar, biara, sekolah minggu dan sebaginya.
Ø  Mengembangkan kemampuan kehidupan sosialbudaya melalui bengkel seni, teater, olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
Ø  Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli  bangunan, muntir, dan sebagainya.

3.        Penyelenggaraan Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu :
1)                 Jalur Pendidikan Sekolah
`           Jalur pendidikan sekolah sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah. Lembaga Pendidikan Sekolah, yaitu system pembelajaranya terprogram dengan jelas dan tegas melalui perencanaan dan pelaksanaan bahkan terevaluasi dan terawasi dengan ketat sehingga terkesan bahkan jalur pendidikan sekolah adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Menurut RM. Mac. Iver (1962) mengemukakan bahwa lembaga adalah prosedur yang tetap bentuknya dalam melakukan kegiatan-kegiatan kelompok. Sekolah adalah perwujudan dari relasi antar personal yang didasari berbagai motif yang menjadi intensif ke satu arah dan kurang intensif kea rah yang lain, dengan kata lain sekolah adalah salah satu ikatan kerja sama kelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang disepakati bersama. Perananan sekolah adalah melestarikan dan mengembangkan nilai dan norma yang terdapat dalam kebudayaan yang mendukungnya, peranan sekolah adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki oleh anak-anak agar mereka mampu manjalani tugas-tugas kehidupannya sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Lembaga pendidikan tidak bisa melepaskan diri dari perkembagnan dan kemajuan jaman, terutama berkaitan dengan organisasi dan isi kependidikan yang harus selalu disesusaikan dengan keadaan masyarakat dan zamannya.
2)        Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Jalur Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjangdan tidak berkesinambungan seperti kepramukaan, berbagai kursus dan lain-lain. PLS memberikan kemungkinan perkembangan sosial, kultural seperti bahasa dan kesenian, keagamaan dan ketrampilan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat.
Badan Dunia SEAMEO (UNESCO, 1983) mendefenisikan PLS adalah, setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seorang memperoleh informasi pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan, kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang efisien dan efektif dalam lingkungan masyarakat dan negaranya.Kegiatan pendidikan luar sekolah dilakukan secara terprogram, terencana, dilakukan secara mandiri atau pun merupakan bagian pendidikan yang lebih luas untuk melayani peserta didik dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan seoptimal mungkin serta untuk mencapai tujuan kebutuhan hidupnya.

4.      Alasan Kenapa SISDIKNAS Menggunakan  Dua Jalur Tersebut
Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik dalam bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar. Berdasarkan UU-RI no.2 tahun 1989 tentang SisDikNas, kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program sebagai pengelolaan pendidikan. Penyelenggaraan SisDikNas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jaluran pendidikan luar sekolah yang sering disingkat dengan PLS.
a. Jalur Pendidikan Sekolah
Jalur pendidikan sekolah (JPS) merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan (pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi) sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan –ketentuan pemerintah dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional.
b. Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Jalur pendidikan luar sekolah (PLS) merupakan pendidikan yang  bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan tidak bersinambungan. Santoso S. Hamijoyo (1973) mengartikan PLS sebagai usaha terorganisir secara sistematis dan kontinu di luar persekolahan, melalui proses hubungan social untuk membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita yang positif dan konstruktif guna meningkatkan hidup di bidang material, social dan mental dalam rangka mewujudkan kesejahteraan social kecerdasan bangsa dan persahabatan manusia
Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak formal dalam arti tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional.
Dari berbagai ulasan di atas SISDIKNAS menggunakan dua jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah karena Sekolah adalah perwujudan dari relasi antar personal yang didasari berbagai motif yang menjadi intensif ke satu arah dan kurang intensif ke arah yang lain, dengan kata lain sekolah adalah salah satu ikatan kerja sama kelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang disepakati bersama. Perananan sekolah adalah melestarikan dan mengembangkan nilai dan norma yang terdapat dalam kebudayaan yang mendukungnya, peranan sekolah adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki oleh anak-anak agar mereka mampu manjalani tugas-tugas kehidupannya sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Lembaga pendidikan tidak bisa melepaskan diri dari perkembagnan dan kemajuan jaman, terutama berkaitan dengan organisasi dan isi kependidikan yang harus selalu disesusaikan dengan keadaan masyarakat dan zamannya. Sedangkan Tujuan dari PLS yaitu “berkembangnya potensi peserta ddik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan manjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
PLS disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar jangka pendek yang diidentifikasi dari anak didik dan masyarakat, tujuan utamanya lebih menekanan pada perubahan tingkah laku fungsional anak didik, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan.

5.      Fungsi Masing-masing Pendidikan
            Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5). Jalur pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas : 

Ø  Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselengggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,  pengetahuan, dan keterampilan dasar.
Ø  Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, diselenggarakan di SLTA, berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan  pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
Ø  Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut  perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.

6.      Perbedaan Pendidikan Formal dan Non-formal
1. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
2. Pendidikan nonformal
 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus,  diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.

Perbedaan pendidikan formal dan pendidikan non-formal

Pendidikan formal
Pendidikan non-formal

-Tempat pembelajaran di gedung sekolah.
-Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.
-Kurikulumnya jelas.
-Materi pembelajaran bersifat akademis.
-Proses pendidikannya memakan waktu yang lama
-Ada ujian formal
-Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta.
-Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
-Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam
-Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung
-Kadang tidak ada persyaratan khusus.
-Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
-Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
- Bersifat praktis dan khusus.
-Pendidikannya berlangsung singkat
-Terkadang ada ujian
-Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta


7.      Upaya – upaya pembaruan pendidikan :
a.       Pembaruan Landasan Yuridis
     Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan. Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan dan pembaruan melalui peraturan pemerintah dan Undang – udang SISDIKNAS.
b.      Pembaruan Kurikulum
Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program, dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004 (KBK), 2006 dan yang terakhir adalah kurikulum 2013.
c.       Pembaruan Pola dan Masa Studi
           Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.
d.      Pembaruan Tenaga Pendidikan
           Yang dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

8.      Sumbangan Pendidikan Terhadap Pembangunan
A.      Segi lingkungan Pendidikan
Dalam segi lingkungan pendidikan masih dibagi menjadi 3 lingkungan lagi, yaitu :
1)      Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral. Disamping itu, kepada mereka ditanamkan keyakinan-keyakinan yang penting, terutama hal-  hal yang bersiifat religius.
2)      Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal),peserta didik dibimbing untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3)      Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekrjaan, khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya melalui jalur formal.
B.       Segi Pembidangan Kerja atau sektor kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain. Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan.  Orang-orang dimaksud hanya tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar