Rabu, 01 Juli 2015

UAS Etika Bisnis

1.      Bagaimana pandangan anda tentang etika bisnis sebagai disiplin ilmu dan sebagai etika terapan.
Jawab :
Praksis dan Disiplin ilmu (teori). Sebagai  praksis (ethics in business-etika terapan), bicara ttg  nilai atau norma moral yg dipraktekan atau tdk dlm bisnis. Apakah yg dilakukan dlm kgtan bisnis sesuai atau tdk dng nilai dan norma moral. Etika Bisnis sebagai disiplin ilmu membahas tentang refleksi berfikir tentang  apa yang dilakukan, khususnya tentang apa yang harus  dilakukan dan tdk dilakukan. Sebagai  disiplin ilmu etika bisnis berbicara tentang  etika bisnis sebagai praksis dan analisis penilaian. Pembahasan tentang etika bisnis dalam konteksetika  terapan(praksis) dan etika  bisnis sebagai  cabang ilmu tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Artinya pmbhsan kedua pendekatan etika  bisnis tersebut sering lumer atau membaur.
Pengertian etika bisnis dapat dimaknai sebagai disiplin ilmu dan juga praksis. Suatu etika bisnis diartikan sebagai disiplin ilmu jika etika bisnis merupakan refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan karena etika bisnis berperan sebagai analisis penilaian dari pelaksanaan bisnis. Sedangkan sebagai praksis, jika etika bisnis tersebut berbicara tentang kesesuaian antara nilai moral  yang dilaksanakan dalam kegiatan bisnis dengan yang memang seharusnya terjadi dalam bisnis.
Terdapat tiga sasaran dan lingkup etika bisnis antara lain, yang pertama etika bisnis sebagi etika profesi yang membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktik bisnis yang baik dan etis. Kedua, etika bisnis mengajak masyarakat baik sebagai karyawan, konsumen atau pemakai asset umum lainnya yang berkaitan dengan kegiatan bisnis untuk memperjuangkan agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh pihak pelaksana kegiatan bisnis manapun. Ketiga, etika bisnisberbicara tentang sistem ekonomi yang sangat menentukan etis atau tidaknya suatu praktik bisnis. Dalam hal ini etika bisnis sangat menekankan pentingnya aspek legalitas bagi praktik bisnis yang baik yaitu berkaitan dengan pentingnya hokum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yan efektif untuk menjamin berlakunya aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa pandang bulu.
Pendekatan yang digunakan dalam penerapan etika bisnis ada tiga yaitu pendekatan sparatis, pendekatan unitarian dan pendekatan integratif. Pendekatan sparatis diartikan bahwa dalam pelaksanaan bisnis para pelaku bisnis tersebut tidak mempertimbangkan aspek moral. Sehingga seringkali para pelaku bisnis tersebut melakukan upaya – upaya yang bertentangan dengan nilai – nilai moral yang di akui oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Pendekatan unitarian  yaitu pendekatan yang menyatakan bahwa bisnis tidak dapat dipisahkan dari aspek moral karena keduanya merupakan bagian yang saling berkaitan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pendekatan sparatis. Sedangkan pendekatan integratif menyatakan bahwa didalam etika bisnis terdapat hubungan dan juga interaksi antara subsistem - subsistem bisnis dan moral.
Etika bisnis dalam implementasinya terdiri dari tiga tahap yaitu taraf mikro, meso dan makro.  Taraf mikro ini berfokus pada hubungan antar ekonomi dengan bisnis dari sudut individual. Contohnya: hubungan antara produsen dan konsumen. Taraf meso, berbicara tentang masalah etika bisnis dibidang perusahaan, dll. Sedangkan pada taraf makro etika bisnis berbicsrs tentang aspek- aspek moral dari sistem ekonomi secara keseluruhan, contonya keadilan ekonomi.
Prinsip- prinsip yang diterapkan dalam pelaksanaan etika bisnis antara lain adalah prinsip otonom, prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan serta prinsip integritas moral. Pertama prinsip otonom, yaitu prinsip yang menekankan pada sikap dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan. Kedua prinsip kejujuran, yaitu prinsip yang menekankan kejujuran dalam kaitannya denga dunis bisnis hal ini terjadi dalam perjanjian ataupun jual – beli. Ketiga prinsip keadilan, yaitu prinsip yang mengemukakan bahwa setiap orang harus diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang berlaku. Keempat rinsip saling menguntungkan, yaitu prinsip yang menekankan bahwa penerapan etika bisnis tidak boleh merugikan salah satu pihak manapun atau dengan kata lain harus menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam bisnis tersebut. Kelima prinsip integritas moral, yaitu prinsip yang menekankan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis harus mampu menjaga nama baik baik individu maupun perusahaannya.
Etika terapan (applied ethics) sama sekali bukan hal yang baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aristoteles, etika merupakan filsafat praktis, artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa yang harus dilakukan. Sifat praktis ini bertahan selama seluruh sejarah filsafat. Dalam abad pertengahan, Thomas Aquinas melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dan menerapkannya di bidang teologi moral. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang membahas masalah etis suatu bidang tertentu seperti keluarga dan negara. Namun pada dasarnya etika khusus dalam arti sebenarnya sama dengan etika terapan.


2.       Berikan kritik anda terhadap etika bisnis
Jawab :
            Etika bisnis sebagai usaha intelektual dan akademis yang baru pasti masih menderita banyak “ penyakit anak. ” Banyak hal yang perlu dikerjakan lagi dan banyak hal yang sudah dikerjakan perlu disempurnakan. Karena itu etika bisnis harus terbuka bagi kritik yang membangun. Dibawah ini akan dibahas beberapa contoh. Barangkali penjelasan ini bisa membantu mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang maksud etika bisnis sekarang ini.
1.      Etika Bisnis Mendiskriminasi
     Kritik pertama ini berasal dari Peter Drucker, ahli ternama dalam bidang teori manajemen. Inti keberatan Drucker ialah bahwa etika bisnis menjalankan semacam diskriminasi. Mengapa dunia bisnis harus dibebankan dengan etika? Mereka berpendapat bahwa perbuatan yang tidak bersifat immoral atau ilegal kalau dilakukan orang biasa menjadi immoral atau ilegal kalau dilakukan oleh orang bisnis. Dan Drucker menyimpulkan bahwa etika bisnis itu menunjukkan adanya sisa – sisa dari permusuhan yang lama terhadap bisnis dan kegiatan ekonomis. Kritiknya berasal dari salah paham besar terhadap etika bisnis. Justru karena orang bisnis merupakan orang biasa, mereka membutuhkan etika. Adanya etika bisnis membuktikan bahwa bagi bisnis justru tidak ada pengecualian.
2.      Etika Bisnis Itu Kontradiktif
     Kritik ini ditemukan dalam kalangan populer yang cukup luas. Orang – orang ini menilai etika bisnis sebagai suatu usaha naïf. Dunia bisnis itu ibarat rimba raya dimana tidak ada tempat untuk etika. Etika dan bisnis bagaikan air dan minyak.
3.      Etika Bisnis Tidak Praktis
     Andrew Stark, seorang dosen manajemen di Universitas Toronto memberikan kritik yang cukup pedas. Menurut Stark, etika bisnis adalah “ too general, too theoretical, too impractical. “ Ia menilai, kesenjangan besar menganga antara etika bisnis akademis dan para professional di bidang manajemen. Dan ia memberi komentar : apa yang mereka hasilkan itu seringkali lebih mirip filsafat sosial yang muluk – muluk daripada advis etika yang berguna untuk para profesional. Karena itu kita mencoba untuk menanggapinya sebagai berikut. Pertama, Stark hanya memandang dan mengutip artikel dan buku ilmiah tentang etika bisnis. Kedua, Stark merupakan contoh tentang tendensi Amerika Utara untuk mengutamakan tahap mikro dalam etika bisnis. Ia hanya memperhatikan aspek – aspek etis dari keputusan yang harus diambil manajer dan kurang berminat untuk kerangka menyeluruh dimana pekerjaannya ditempatkan. Ketiga, sebagai ilmu, etika bisnis selalu bergerak pada taraf refleksi dan akibatnya pada taraf teoritis juga.
4.      Etikawan Tidak Bisa Mengambil Alih Tanggung Jawab
     Kritisi ini meragukan entah etika bisnis memiliki keahlian etis khusus, yang tidak dimiliki oleh para pebisnis dan manajer itu sendiri. Kritik tersebut merupakan salah paham. Etika bisnis sama sekali tidak bermaksud mengambil alih tanggung jawab etis dari para pebisnis. Etika bisnis tidak berpretensi memiliki keahlian yang sama sifatnya seperti banyak keahlian yang lain. Etika bisnis tidak bermaksud mengganti tempat dari orang yang mengambil keputusan moral. Etika bisnis bisa membantu untuk mengambil keputusan moral yang dapat dipertanggungjawabkan, tapi tidak berniat mengganti tempat dari para pelaku moral dalam perusahaan. Bagi etika bisnis berlaku peribahasa inggris : “ you can lead the horse to the water, but you cannot make him drink. 

3.      Please explain, two areas of business ethics obvious mischief, and moral mazes right vs right .
Jawab :
            Two Broad Areas of Business Ethics
1.      Managerial mischief. Madsen and Shafritz, in their book "Essentials of Business Ethics" (Penguin Books, 1990) further explain that "managerial mischief" includes "illegal, unethical, or questionable practices of individual managers or organizations, as well as the causes of such behaviors and remedies to eradicate them." There has been a great deal written about managerial mischief, leading many to believe that business ethics is merely a matter of preaching the basics of what is right and wrong. More often, though, business ethics is a matter of dealing with dilemmas that have no clear indication of what is right or wrong.
2.       Moral mazes. The other broad area of business ethics is "moral mazes of management" and includes the numerous ethical problems that managers must deal with on a daily basis, such as potential conflicts of interest, wrongful use of resources, mismanagement of contracts and agreements, etc.
4.      Bagaimana pandangan anda terhadapdua kasus dibawah ini dari prespektif etika bisnis : Kasus Merek Dagang Nike  dan Pabrik Multi Bintang di Surabaya.
Jawab :
            Kasus Merek Dagang Nike
Dalam  kasus  merek  NIKE,  meskipun  Nike  International  Ltd belum  mendaftarkan  mereknya  di  direktorat  jenderal,  akan  tetapi  merek NIKE sudah dianggap terkenal dan beredar di beberapa negara di dunia. Sehingga  wajar  apabila  Nike  International  Ltd  mengajukan  gugatan  atas pendaftaran merek oleh Lucas Sasmito No. 141589, karena merek yang di daftarkan tersebut pada keseluruhannya sama persis dengan merek dagang dari NIKE  International  Ltd dan dengan itikad tidak baik  Lucas Sasmito hanya ingin membonceng pada ketenaran merek dagang Nike milik Nike International  Ltd.  Keputusan  Mahkamah  Agung  dalam  peninjauan Kembali  dari  permohonan  peninjauan  kembali  Nike  International  Ltd xi tanggal 16 Desember 1986 Reg. No. 220 PK/Pdt/1986 yang mengabulkan gugatan dari NIKE International Ltd, hal ini berarti bahwa passing off dari merek  terkenal  oleh  pihak  pengusaha  Indonesia  dapat  dihindari  atau dibatalkan pendaftarannya dengan dasar adalah pelanggaran prinsip itikad baik untuk setiap perbuatan di bidang merek. Di  samping  itu  terdapat pula  kasus passing  off antara  merek Lombok Hardcore (merek  clothingan  Mataram)  dengan  Lombok Hardscore, di mana Lombok Hardscore tersebut meniru tampilan Lombok Hardcore.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  telah  dilakukan,  terhadap kasus passing  off tersebut,  Pemilik  Lombok Hardcore belum  sampai melakukan  gugatan  ke  pengadilan  terhadap  UD.  LANCAR  yang  telah mengeluarkan merek Lombok Hardscore. Mereka hanya menempuh jalur
damai,  yakni  dengan  melakukan  perjanjian  bahwa  UD.  LANCAR diijinkan  untuk  memasarkan  sebatas  hasil  produksinya  pada  saat  itu  dan melarang untuk meproduksi lagi. Secara hukum, pemilik Lombok Hardcore berhak mengajukan gugatan  terhadap  UD.  LANCAR,  mengingat  sang  pemilik  telah mendaftarkan  mereknya. Dapat  diajukannya  gugatan  ini  merupakan konsekuensi  adanya  perlindungan  hukum  hak  atas  merek,  yaitu sebagaimana yang termuat dalam Pasal 76 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang  Nomor  15  Tahun  2001  tentang  Merek.  Pemberian  hak  kepada pemegang merek yang dilanggar haknya dapat melakukan gugatan kepada si pelanggar hak atas merek baik secara pidana maupun perdata.Pasal 76 xii ayat  (2)  Undang-Undang  Nomor  15  Tahun  2001  menyatakan  bahwa gugatan  pelanggaran  merek  terdaftar  dapat diajukan  kepada  Pengadilan Niaga.  Hal  ini  berarti  kewenangan  mengadili  sengketa  atau perkara gugatan  pelanggaran  merek  berada  di  tangan  Pengadilan  Niaga  sebagai badan peradilan yang khusus.
Dari  kedua  contoh  kasus  di  atas,  maka  perlindungan  hukum terhadap merek terkenal sangat dibutuhkan, antara lain untuk:
a. Untuk  menjamin  adanya kepastian  hukum  bagi  para  penemu merek, pemilik merek, atau pemegang hak merek;
b. Untuk mencegah terjadinya  pelanggaran  dan  kejahatan  atas  Hak  atas  Merek sehingga keadilan hukum dapat diberikan kepada pihak yang berhak;
c. Untuk memberi manfaat kepada masyarakat agar masyarakat lebih terdorong  untuk membuat dan mengurus pendaftaran merek usaha mereka.

Pabrik Multi Bintang di Surabaya
Membangun fasilitas pengolahan limbah di Surabaya pada 1984, sehingga tidak akan ada pengaduan dan protes masyarakat terhadap limbah. Perseroan  menganut  kebijakan  agar  semua  karyawan  dan direktur   berperilaku  sesuai  dengan  standar  etik  tinggi dan  dengan  demikian  menjaga  kepentingan  Perseroan, karyawannya  dan  masyarakat  yang  lebih  luas  di  mana Perseroan  menjadi  bagiannya.  Kode  etik  mencakup masalah-masalah  yang  berkaitan  dengan  korupsi,  konflik kepentingan, hadiah, dan mencegah penipuan, melindungi informasi  rahasia,   memelihara  catatan-catatan  akurat, dan  melaporkan  perilaku  yang  tidak  patut,  tidak  etis  dan  melanggar  hukum.  Pada  tahun  2005  sebuah  Kode  Etik baru  diperbarui  untuk  menyelaraskan  semua  peraturan dan prosedur dengan Kode Etik Bisnis grup Heineken. Pada tahun  2008  berbagai  kursus  penyegaran  dilangsungkan agar isi Kode Etik Bisnis benar-benar dipahami.
Tanggung Jawab Sosial Perseroan
Ciri  utama  Tanggung  Jawab  Sosial  Perseroan  adalah  kesediaan  Perseroan  untuk  memikul  tanggung  jawab  dan bersedia  menanggung  dampak  dari  kegiatan-kegiatan dan  keputusan-keputusannya   terhadap  masyarakat   dan
lingkungan.  Ini  melibatkan  perilaku  yang  transparan  dan etis. Untuk menjadi bagian yang bernilai serta berkelanjutan dari masyarakat, Perseroan berkomitmen untuk tidak hanya  melihat  keberhasilan  finansial,  tetapi  juga  melakukan segala yang perlu untuk membina dan menjaga hubungan yang positif  dan  bermakna  dengan  komunitas  setempat dan  masyarakat  pada  umumnya.  Karena  itu,  Perseroan memusatkan  perhatiannya  pada  penghormatan  dan penghargaan individu, masyarakat dan lingkungan di mana
Perseroan menjalankan kegiatan utamanya. Perseroan  memiliki  program  aktif  untuk  terus  menerus melaksanakan  praktek-praktek  terbaik  dalam  industrinya untuk  mengurangi  pemakaian  energi  dan  air  sebanyak mungkin.   Di  kedua  pabrik,   instalasi  pengolahan  air limbah  telah  dipasang  untuk  menghindari  pencemaran lingkungan sekitar. Sebagian besar volume penjualan Perseroan dikemas dalam botol-botol yang dapat dikembalikan. Hal ini membuat harga  produk lebih terjangkau oleh konsumen dan pada saat yang  bersamaan membantu memperbaiki lingkungan. Botol 620
ml  Bintang  Bremer  yang  dapat  dikembalikan  adalah  jenis kemasan yang paling umum digunakan dan rata-rata botol yang  dapat  dikembalikan  ini  digunakan  lebih  dari   20  kali usia manfaatnya.
Krisis lingkungan hidup
Masalah linkungan hidup baru mulai disadari saaat 1960-an. Sekaligus disadari pula bahwa masalah itu secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh bisnis modern.
Cara berproduksi besar-besaran dalam indutri modern dahulu mengandaikan begitu saja dua hal yang sekarang diakui sebagai kekeliruan besar. Pertama, bisnis modern mengadaikan bahwa komponen-komponen lingkungan seperti air dan udara merupakan barang umum, sehingga penggunaanya tidak terbatas. Kedua, diandaikan pula bahwa sumber daya alam seperti air dan udar a itu tidak terbatas. Seperti halnya anggapan bahwa kulitas air dan udara tidak berubah bila emisi dilepaskan terus-terusan.
Dalam situasi kita saat ini masih tetap berlaku bahwa kerusakan lingkungan palingh terasa alam daerh-daerah industry. Pada era ini, masalah lingkungan hidup sudah mencapai suatu taraf global. Terutama ada 6 problem yang dengan jelas menunjukan dimensi global. Antara lain :
1.      Akumulasi bahan beracun
Industry kimia sudah tidak diperbolehkan lagi membuang limbahnya ke sungai atau laut. Ari tanah dicemari dan tidak lyakl lagi untuk dikonsumsi ternak dan manusia, karena bahan kimia yang dibuang tidak pada tempatnya sehingga merembes didalam tanah. Contoh lain adalah pengunaan pestisida untuk meningkatkan produksi pangan., sehingga masuk ke dalam rantai makanan manusia yang akan berdampak tidak baik bagi kesehatan manusia.

2.      Efek rumah kaca
Gejala atas naiknya suhu permukaan bumi yanefeg disebakan oleh efek rumah kaca. Industry dan kendaraan memainkan peran besar dalam mengakibatkan keadaan ini. Kenaikkan suhu  bumi yang diakibatkan efek rumah kaca ini menyebabkan perubahan iklim dunia, dengan akibat kekeringan, banjir, badai, dsb
3.      Perusakan lapisa ozon
Perusakan lapisan ozn disebabkan oleh beberapa sebab yang berbeda. Penyebab yang paling berpengaruh adalah bahan CFC ke dalam udara biasa dipakai penyemprotan aerosol, lemari es, dan lemari es. Radiasi ultraviolet bisa mencapai permukaan bumi, mempunyai pengruh sangat negative atas kesehata manusia dan kehidupan pada umumnya.
Mencari dasar etika untuk tanggung jawab terhadap lingkungan
Dasar etika untuk tanggung jawab manusia itu sendiri disajikan oleh beberapa pendekatan berbeda, anatara lain :
a.       Hak dan deontology
b.      Utilitarisme
c.       Keadilan
-          Persamaan
-          Prinsip penghematan adil
-          Keadilan social

Jadi, kasus dari pabrik multi bintang ini merupakan pelanggaran etika bisnis yang di mana pabrik multi bintang telah membangun fasilitas pengolahan limbah di Surabaya pada 1984, sehingga tidak akan ada pengaduan dan protes masyarakat terhadap limbah.  Hal itu melanggar prinsip etika bisnis tentang prinsip saling menguntungkan yang  harus s menguntungkan semua pihak. Kata Kunci :Dlm persaingan hrs dicapai win-win solution dan Prinsip kejujuran : kejujuran dlm perjanjian; jual-beli; kerja interen.




Soal dan Jawaban Belajar dan Pembelajaran

1.    Mengapa pembelajaran di Indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme?
Jawab :
Sebelum kita mengetahui mengapa Indonesia masih menggunakan teiri tersebut, kta harus mengetahui apa teori behaviorisme tersebut. Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil. Karena mereka memiliki asumsi bahwa manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada  di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol / dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan. Teori ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.                   Mementingkan pengaruh lingkungan
2.                   Mementingkan bagian-bagian
3.                   Mementingkan peranan reaksi
4.                   Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5.                   Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu
6.                    Mementingkan pembentukan kebiasaan
7.                   Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and  error
Setelah kita mengetahui apa pengertian dan penjelasan tdari teori tersebut, maka kita bisa melihat kenapa indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme tersebut. Maka pengaruh berbagai macam teori pendidikan dalam penentuan kebijakan tentu saja tidak dapat dibantah lagi, termasuk pengaruh teori behaviorisme dalam penentuan kebijakan pendidikan di Indonesia.  Proses belajar Behavioristik mengutamakan tentang bagaimana memberikan stimulus yang tepat dan pembentukan kebiasaan melalui proses latihan dan pengulangan untuk menghasilkan respon yang diiharapkan.  Proses pencarian stimulus yang tepat ini tertuang secara jelas dalam sebuah kebijakan yang dinamakan kurikulum. Kurikulum yang di artikan sebagai program pendidikan yang disediakan sekolah atau lembaga pendidikan bagi siswa. Berdasarkan program tersebut siswa melakukan berbagai macam kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhan sesuai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum penganut behavioris mengutamakan proses pembentukan kebiasaan melalui proses latihan dan pengulangan. Kurikulum ini sangat cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi, suka meniru dan senang dengan bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian. Pada hakekatnya teori behavioristik ini masih sangat kental terasa dalam setiap kebijakan pendidikan, terutama di Indonesia. Hampir semua kebijakan pendidikan yang ada selalu menekankan pada pembentukan perilaku dan pemberian stimulus yang cocok untuk mencapai perilaku yang diinginkan
Jadi,  Dalam penentuan kebijakan pendidikan di indonesia paham behavioris ini masih mendominasi terutama pada kebijakan-kebijakan yang bersifat hakekat dan prinsip misalnya adanya tujuan nasional pendidikan. Sedangkan kebijakan penetapan program kurikulum, penyiapan tenaga guru yang kualifikatif, serta sistem penilaian yang baik merupakan sebuah usaha untuk memberikan stimulus yang terbaik untuk menghasilkan respon yang diharapkan.

2. mengapa taksonomi bloom yang disusun berdasarkan teori behaviorisme tetap dikembangkan diera pembelajaran berbasis konstruksionisme saat ini?
Jawab :
                        Kontruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berusaha memahami belajar sebagai suatu proses untuk membangun atau merekonstruksi pengetahuan yang ditransformasikan oleh guru dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, sehingga timbullah pengetahuan yang lebih kompleks. Kontruktivisme menekankan pembelajaran pada proses, sebab dalam pembelajaran bukan hanya nilai saja yang menjadi tujuan akhir dari suatu pembelajaran, namun di dalam pembelajaran ada proses yang tidak bisa dipisahkan. Nilai yang menjadi sasaran, namun nilai tersebut tidak akan diperoleh apabila suatu proses pembelajarannya nihil, artinya tidak ada proses pembelajaran yang dilalui, maka nilai tidak akan muncul dengan sendirinya. Jadi, proses belajar menentukan hasil akhir. Semua siswa pasti memiliki pemahaman tersendiri terhadap fenomena kehidupan yang ia laluinya, sehingga dalam merekonstruksi pengetahuan dengan pengalaman, maka hasilnya pun berbeda-beda. Dalam teori konstruktivisme, siswa dianggap aktif, sehingga guru tidak perlu lagi memberikan rangsangan kepada siswanya untuk melakukan pembelajaran, namun guru dapat memberikan contoh kasus dalam suatu kelas, lalu siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi, sehingga di dalam kelas tersebut akan muncul perdebatan-perdebatan, karena pemikiran masing-masing anak berbeda, sesuai dengan pengetahuannya masing-masing. Guru mengarahkan dari permasalahan yang kecil hingga yang besar sekalipun, namun siswa tetap akan terkontrol, sebab tugas guru mendidik siswa untuk memperoleh pandangan dari yang kecil, hingga yang kompleks. Pemikiran-pemikiran siswa dalam suatu kelas menjadi dinamis, sebab realita dalam kehidupan berbeda-beda sesuai waktunya, juga mereka memiliki pengalaman tersendiri tentang sesuatu hal, sehingga pemikirannya berbeda-beda. Setiap siswa memiliki skema tersendiri tentang apa yang menjadi pengalamannya, sehingga guru hanya mentransferkan ilmu atau pengetahuan yang bersifat umum aja, selebihnya siswa yang harus aktif mencari pengetahuan yang sifatnya khusus, tentunya dengan pengalaman dalam kehidupannya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru. Proses asimilasi yang terjadi dalam kelas tentang pengetahuan merupakan pengetahuan-pengetahuan siswa yang berbeda yang diperdebatkan atau didiskusikan dalam kelas, nantinya akan muncul pemahaman baru, tidak menerapkan pemahaman salah satu dari pengalaman salah satu siswa, melainkan dari pengalaman siswa yang dibicarakan atau didiskusikan akan tercipta pengalaman yang baru, sehingga apabila diintegrasikan dengan pengetahuan, maka hasil pembelajaran baru akan tercipta. Demikian pula dengan akomodasi, apabila dalam suatu kelas terdapat perbedaan pandangan, itu memang sudah pasti, mengingat pengalaman siswa yang berbeda, serta siswa bersifat unik, maka peran guru untuk menyatukan pandangan berbeda tersebut, adalah menengahi antara perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga antara siswa tidak merasa dirinyalah yang benar, sedangkan yang lainnya salah. 
Teori taksonomi Bloom yang disusun berdasarkan teori behaviorisme tetap dikembangkan di era pembelajaran berbasis kontruktivisme saat ini karena dalam teori kontruktivisme, “pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru”, sedangkan pada teori taksonomi Bloom, terdapat tiga pilar yang menjadi titik fokus dalam pandangannya, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif diperlukan dalam teori behaviorisme, juga merupakan aspek yang ada dalam teori kontruktivisme. Yang menjadi sorotan utama yaitu pengetahuan dalam aspek kognitif teori Taksonomi Bloom. Pengetahuan dalam Taksonomi Bloom menjadi salah satu syarat dari aspek kognitif, sedangkan bagi teori konstruktivisme, pengetahuan merupakan unsur yang diintegrasikan dengan pengetahuan. Jadi, alasan mengapa pada pembelajaran dengan menggunakan teori konstruktivisme saat ini masih menggunakan teori Taksonomi Bloom yang berpatokan pada teori Behaviorisme, yaitu karena sama menggunakan aspek kognitif yang menerapkan pengetahuan dalam proses pembelajaran.

3. guru memiliki peranan dalam acara pembelajaran, jeaskan !
Jawab :
Peran guru dalam acara pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.    Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap, dan menyeluruh.
b.   Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.
c.     Bertindak sebagai guru yang mendidik.
d.    Meningkatkan profesionalitas keguruan.
e.    Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi sekolah setempat dalam rangka peningkatan mutu belajar.
f.     Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitas belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar. Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai pembelajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat (Winkel, 1991; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987).
peran dan tugas guru dalam acara proses pembelajaran, yaitu :
1)   sebagai konservator (pemelihara) yaitu  guru bertugas memelihara sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan. Bukan hanya mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didik, namun guru juga berperan untuk  mendidik peserta didik pada hal-hal yang baik, yang sesuai dengan norma, apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Dalam sistem pembelajaran, guru merupakan figure bagi peserta didik dalam memelihara sistem nilai. Tentunya, menjadi figure, bukanlah hal yang mudah, karena guru harus mampu memberi contoh yang baik, karena peserta didik akan meniru segala tingkah lakunya, seperti adab berpakaian (rapi dan tida senonoh), cara berbicara (harus tegas, lembut, sopan dan santun), serta cara jalan yang tidak melenggak-lenggok, namun harus dengan penuh kewibawaan. Dengan perannya sebagai konservator, guru sekaligus menjadi innovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikaji dalam sistem pembelajaran itu. Jadi, guru bertugas bukan hanya memelihara sistem nilai tetapi juga mengembangkannya kepada tataran yang lebiih luas dan lebih maju. Guru harus mampu meningkatkan hasrat belajar para peserta didik, sehingga dalam pembelajaran, peserta didik tidak merasa terpaksa dalam belajar, melainkan karena senang yang menjadi hobi serta kebutuhan yang harus dipenuhi;
2)   sebagai transmitor (penerus) sistem nilai-nilai yaitu guru selayaknya meneruskan sistem nilai-nilai tersebut kepada peserta didik. Karena guru seharusnya mewariskan sistem nilai-nilai tersebut kepada generasi selanjutnya yang akan melanjutkan sistem nilai yang telah ada. Apa yang dianggap baik, perlu diterapkan, agar peserta didik dalam melakukan segala hal berlandaskan pada kebenaran yang dianut oleh masyarakat. Guru harus meneruskan sistem nilai, karena kesinambungan sistem nilai itu merupakan bagian dari pelaksanaan sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) menyangkut sistem nilai yang relevan dengan kehidupan di masyarakat, yang harus ditransferkan oleh guru terhadap peserta didik;
3)   sebagai transformator (penerjemah) sistem nilai-nilai seperti yang sudah disebutkan, bahwa dalam sisdiknas, penyaluran sistem nilai merupakan saatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan. untuk itu, peran guru sebagai penerjemah (transformator) bertugas menerjemahkan sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan perilakunya. Lewat proses interaksinya dengan peserta didik diharapkan pula sistem-sistem nilai tersebut menjelma dalam pribadi peserta didiknya. Memberi contoh yang baik, misalnya dalam berbicara untuk menyampaikan materi di depan kelas, harus dengan kata-kata yang baik, misalnya tidak menyindir perbedaan ras, agama, suku dan antar etnis, karena memang dalam masyarakat tumbuh berbagai perbedaan, hal itu memang wujud cerminan dari hakikat manusia yang memiliki sifat unik, dengan begitu dengan tidak menyindir tentang SARA, peserta didik akan merasa sama, tidak ada perbedaan perlakuan, walaupun mereka memiliki latar belakang yang berbeda;
4)   sebagai perencana (planner) seperti  guru berperan mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru akan menuliskan silabus pembelajaran ataupun RPP (Rencana Pelaksana pembelajaran), yang memuat tentang langkah-langkah yang akan ditempuh agar pembelajaran di kelas berlangsung secara efektif. Rencana pembelajaran yang dibuat merupakan wujud pembenahan tentang rencana pembelajaran yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, agar pendidikan lebih maju dengan segala perubahan tentang rencana pembelajaran. Guru akan memilih alternatif yang lain, apabila rencana pembelajaran yang dibuat tidak berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, peserta didik sering tidak faham apabila menggunakan cara penyelesaian A, maka guru akanmengganti pada rencana pembelajaran setelahnya dengan cara pembelajaran B, begitu seterusnya hingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, rencana pembelajaran tersebut, untuk saat ini lebih dikenal dengan sebutan Satuan Acara Pembelajaran (SAP);
5)   sebagai manajer proses pembelajaran guru bertugas mengelola proses operasional pembelajaran, mulai dari mempersiapkan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Karena semua proses pembelajaran berpatokan pada guru, guru yang profesional akan menjadi manajer yang baik dalam pembelajaran. Guru akan merasa memiliki suatu kelas tersebut, apabiloa memang jadwal mengajarnya. Untuk itu, keberhasilan pembelajaran, ditentukan oleh bagaimana guru tersebut mengkondisikan suatu kelas dengan kemampuannya sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan hasil yang dicapai akan memenuhi standar pembelajaran yang sudah ditentukan;
6)   sebagai pemandu (director) guru bertugas menunjukkan arah dari tujuan pembelajaran kepada peserta didik, baik yang dirancang oleh guru maupun yang dirancang bersama peserta didik. Biasanya pada awal pertemuan semester, guru akan memaparkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kepada peserta didik, agar peserta didik mengetahui materi-materi yang akan ditempuh selama semester tersebut, sehingga peserta didik akan siap dari awal dalam menghadapi materi-materi yang akan ditempuh. Guru akan memandu tentang bagaimana caranya untuk mencari materi serta proyeh pada setiap bab untuk mendukung kelancaran pembelajaran;
7)   sebagai organisator (penyelenggara) guru bertugas mengorganisasikan seluruh kegiatan pembelajaran. Guru bertugas menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana. Guru akan menjadi penengah dalam setiap diskusi, tidak memihak pada salah satu peserta didik. Sebagai organisator, guru akan menyelenggarakan semaksimal mungkin pembelajaran yang mengasyikkan bagi peserta didik sehingga peserta didik selalu terpuaskan dengan proses atupun hasil pembelajaran yang dicapainya. Guru bertindak sebagai narasumber, konsultan, pemipin yang bijaksana dalam arti demokrasi;
8)   sebagai komunikator guru bertugas mengomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar. Pada setiap awal semester, guru akan memberitahukan kepada para peserta didik tentang informasi buku atau sumber bacaan yang menjadi pegangan guru, yang nantinya siswa diharuskan memfotokopi, membeli atau meminjam di perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar tercipta transparansi guru terhadap peserta didik tentang pembelajaran yang akan ditempuh. Selain memberikan informasi tentang sumber bacaan, guru juga akan memberikan kebebasan terhadap peserta didik untuk memilih tempat belajar, baik di kelas, di taman sekolah, atupun melakukan studi banding agar pembelajaran berlangsung secara kondusif, mengingat tempat merupakan penentu suksesnya suatu pekerjaan;
9)   sebagai fasilitator guru bertugas menyediakan kemudahan-kemudahan belajar bagi siswa, seperti memberikan informasi tentang cara belajar yang efektif, menyediakan buku sumber yang cocok, memberikan pengarahan dalam pemecahan masalah dan pengembangan diri peserta didik. Guru menjadi fasilitator, tidak selamanya guru hanya bertugas memberi pengetahuan, namun disamping itu guru menyediakan fasilitas terhadap peserta didik apabila menemui kesulitan belajar, misalnya memberikan pengarahan, menjadi pendamping dalam diskusi, menjadi pembimbing konseling dan menjawab segala pertanyaan dari peserta didik demi menjawab rasa penasaran dari peserta didik;
10)  sebagai motivator guru bertugas memberikan dorongan belajar sehingga muncul hasrat yang tinggi untuk belajar secara intrinsik. Misalnya dalam pembelajaran, siswanya kurang aktif, maka untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, guru akan memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru, atau mengajukan pertanyaan. Dengan begitu, peserta didik akan terangsang untuk berusaha menjawab pertanyaan guru dengan baik, atau mengajukan pertanyaan baru apabila kelas dalam keadaan vacum; dan
11)    sebagai penilai (evaluator) guru bertugas mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan data yang benar, dan memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai program, proses, maupun hasilnya. Penilaian yang dilakukan bukan secara subjektif, namun secara objektif. Misalnya, guru menyukai salah satu peserta didik karena sang peserta didik akrab dengan guru tersebut, pada saat ulangan, peserta didik tersebut tidak mampu menjawab pertanyaan dengan baik, namun karena guru sangat dekat dengan peserta didik tersebut, maka sang guru memberikan nilai yang tinggi, padahal peserta didiknya tidak bisa mengerjkan ulangan. Hal itu harus dihindari, karena proses belajar peserta didik memerlukan waktu yang panjang dengan usaha yang besar pula, apabila guru memberikan nilai kepada peserta didik dengan cuma-Cuma, dalam artian sesuai hati guru, maka akan terjadi ketidakadilan diantara peserta didik mengenai nilai.





4. Mengapa prinsip – prinsip belajar berimplikasi pada siswa dan guru ?
Jawab :
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar dapat membimbing aktifitas guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran sehingga guru dapat melakukan tindakan yang tepat. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar guru juga dapat memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Jadi bisa dikatakan bahwa siswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar. Para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka. Dan implikasi terhadap guru karena  guru pun sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar. Implikasi prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran. itulah
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa             Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan indivudual. Prinsip-prinsip belajar berimplikasi pada guru dan siswa, karena guru dan siswa merupakan subjek dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses untuk menambah pengetahuan yang ditransferkan oleh guru kepada siswa, dengan begitu yang menjadi sasaran dari pembelajaran ialah siswa, sedangkan yang menjadi pemberi atau pentransfer ilmu adalah guru. Guru dan siswa merupakan penggerak dari adanya pembelajaran. Bagi guru, prinsip pembelajaran merupakan hal terpenting yang wajib diketahui oleh guru, sehingga guru dapat memahami secara mendalam dalam membuat acuan yang tepat dalam pembelajaran. Dengan begitu, pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, berguna untuk memilih tindakan yang tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru akan melakukan tindakan yang sesuai dengan prinsip pembelajaran agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat diterima oleh siswa serta tidak melanggar prinsip-prinsip yang memang sudah ditetapkan. Sedangkan untuk siswa, prinsip belajar dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Sikap yang seharusnya dijalankan oleh siswa dalam pembelajaran serta menyandang status sebagai siswa, dengan tujuan utama belajar untuk mencapai target yang telah ditentukan. Siswa akan lebih mudah untuk memahami berbagai materi yang disampaikan oleh guru, karena dengan prinsip belajar, akan mengubah pemahaman siswa, dari yang awalnya sukar dimengerti, menjadi lebih mudah untuk dimengerti. Segala aspek pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.

5. apa perbedan sumber belajar dan bahan ajar ?
Jawab :
Dalam kegiatan penyusunan perangkat pembelajaran Sering dijumpai istilah bahan ajar ataupun sumber belajar, sepintas kedua istilah tersebut sering di anggap memiliki pengertian yang sama. Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda,. Untuk itu, maka berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian sumber belajar dan bahan ajar. Istilah sumber belajar (learning resource), umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombkombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar memiliki beberapa jenis yaitu lingkungan atau tempat, benda, orang, bahan, dan buku. Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa Bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Dalam pengerian lain bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Beberapa macam Bahan ajar yaitu :
1. Media tulis,
2. Audio visual, elektronik, dan
3. Interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix.

6. jelaskan metode – metode yang dapat mengaktifkan siswa ?
Jawab :
Banyak metode yang dapar mengaktifkan siswa salah satunya adalah
1.   Metode ceramah, Ceramah merupakan metode belajar tradisional di mana bahan disajikan oleh guru secara monolog, sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah. Peran guru lebih banyak dalam hal keaktifannya untuk memberikan materi pelajaran, sementara siswa mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok dari pernyataan yang dikemukakan oleh guru.
2.   Metode Tanya jawab, ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa. Metode Tanya jawab ini diberikan untuk membantu agar murid dapat memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru. Selama pelajaran berlangsung guru harus mengusahakan agar siswa menerima informasi yang sesuai dengan ruang lingkup permasalahan yang didiskusikan.
3.   Metode diskusi merupakan cara lain dalam belajar-mengajar dimana guru dan murid,bahkan antarmurid terlibat dalam suatu proses interaksi secara aktif dan timbal balik dari dua arah. Metode ini merupakan interaksi antar murid atau murid dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
4.   Metode kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar , di mana murid di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
5.   Metode pemberian tugas merupakan metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Tugas yang dimaksud di sini tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
6.   Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada murid tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demomstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret walaupun dalam prosesnya murid cenderung hanya sekedar memperhatikan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasialan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
7.   Metode eksperimen merupakan metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode ini dapat dilakukan kepada murid setelah guru memberikan arahan , aba-aba atau petunjuk.
8.   Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura – pura atau berbuat seakan – akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya.
9.   Metode penemuan merupakan metode pembelajaran di mana guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak dalam bentuknya yang final. Muridlah yang diberikan kesempatan untuk mencari dan menemukannnya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya yaitu stimulasi-perumusan masalah-pengumpulan data-analisis data-verifikasi-generalisasi. Pada penerapan metode ini terjadi proses mental di mana murid mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.
10.               Metode pengajaran unit merupakan metode pembelajaran di mana murid diberi kesempatan belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.
            Dari beberapa metode di atas, kita dapat membuat siswa aktif dalam pembelajar. Semua metode memiliki kekurangan dan kelebiha tersendiri. Maka untuk mengefektifkan hal tersebut kita bisa menggabungkan antara 2 atau 3 metode sekaligus dalam pengajaran yang dilakukan. Dengan hal tersebut kita dapat atau lebih bisa mengaktifkan para siswa.

7.    Apa yang kamu ketahui tentang kurikulum 2013 dan mengapa kurikulum selalu berubah? Jelaskan menurut pendapat anda !
Jawab :
Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilakku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif dantingkat SMP & SMA (Kompetensi dikembangkan melalui: Mata pelajaran); sedangkan tingkat SMK (Kompetensi dikembangkan melalui: vokasional). Semua mata pelajaran menggunakan diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu menggunakan pendekatain saintifik, yang menggunakan 5 M : Mengamati,Menanya, Mengumpulkan Informasi, Menalar dan Mengkomunikasikan.
            Hal yang abadi dan akan tetap berlangsung di dunia adalah perubahan. Perubahan terjadi karena perkembangan peradaban manusianya itu sendiri. Begitu pula perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu berkembang dan terus dikembangkan dari masa ke masa. Mari kita lihat lembaran-lembaran perkembangan dan perubahan kurikulum pendidi Indonesia  Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya . Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik
Maka  kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.  
Perubahan ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional tentang kemampuan siswa Indonesia.





8.    Menurut anda apa keuntungan yang diperoleh jika mempunyai soft skill ?
Jawab :
                        Soft skill merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing. Keuntungan yang diperoleh apabila seseorang memiliki soft skill yaitu :
1)   dapat berpartisipasi dalam tim
             dalam suatu tim atau organisasi apabila mengadakan pertemuan atau rapat, maka akan menyumbangkan fikirannya walaupun keputusan akhirnya tidak menggunakan ide yang diberikannya tersebut, namun setidaknya ada sumbangsih terhadap tim tersebut;
2)   dapat mengajarkan orang lain
            seseorang yang memiliki soft skill akan dapat dengan mudah untuk berbicara di depan umum, dengan begitu apabila dalam kelas terdapat teman yang kurang faham tentang penjelasan dari teman yang lain, maka ia akan menjelaskan terhadap temannya, dengan mudah temannya akan lebih cepat memahaminya;
3)   memberikan layanan
            seseorang yang memiliki soft skill  akan lebih mudah melayani seseorang yang bertanya kepadanya, misalnya seseorang tersebut ditunjuk sebagai promotion, maka dengan senangnya ia akan melayani segala macam pertanyaan dari pelanggan, karena berbicara di depan umum menjadi hobi yang harus diterapkan sehari-harinya;
4)   memimpin sebuah tim
             pemimpin dalam suatu organisasi ialah yang dipilih adalah yang cakap berbicara, oleh karena itu, apabila seseorang sudah memiliki soft skill, maka kemungkinan besar ia akan terpilih menjadi pemimpin, karena kelihaiannya berbicara. Sosok pemimpin yang pandai berbicara atau jiwa sosialnya tinggi yang menjadi pilihan semua anggota;
5)   bernegosiasi
            seseorang yang memiliki soft skill apabila akan melakukan transaksi atau perjanjian, maka ia terlebih dahulu akan melakukan negosiasi agar dirinya dan kelompoknya tidak mengalami kerugian yang banyak, serta mendatangkan keuntungan yang berlimpah;
6)   menyatukan sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya
         dengan kecakapan berbicara, seseorang yang memiliki soft skill akan menengahkan segala persoalan yang terbelit dalam masyarakat, misalnya perbedaan budaya, ia mampu menjelaskan pentingnya perbedaan budaya, dengan keanekaragaman budaya menunjukkan kekayaan suatu negara. Dengan begitu, para masyarakat akan lebih faham tentang perbedaan tersebut serta mau menerimanya;
7)   motivasi
            motivator terkenal bukan karena faktor keturunan, namun karena kepandaian berbicara, sehingga dapt menimbulkan motivasi terhadap orang lain untuk lebih baik;
8)   mengambilan keputusan menggunakan keterampilan
             dengan soft skill yang dimiliki, seseorang dapat dengan mudah mengambil keputusan, sebab ia telah mengetahui mana yang lebih baik. Misalnya karyawan foto kopi, apabila ada yang mau memfotokopi, tapi file nya ada di flash disk, akan difotokopi dalam lembaran yang berwarna (memakai printer) dan lembaran hitam putih, (menggunakan mesin fotokopi). Ia telah mengatahui mana yang akan bekerja cepat dan mesin yang bekerja lambat. Untuk itu ia mengambil keputusan berdasarkan keterampilan yang dimilikinya, yaitu mencetak yang berwarna terlebih dahulu, lalu yang hitam putih, karena untuk mencetak yang hitam putih relatif lebih cepat dibanding yang berwarna-warni;
9)   berhubungan dengan orang lain
            orang yang memiliki keterampilan berbicara, maka ia akan berfikir dua kali apabila akan berbicara dengan orang lain agar tidak menyinggung orang yang diajak atau menjadi lawan bicaranya;
10)   menjaga berarti percakapan (basa-basi)
            untuk menjaga agar percakapan tidak vacum, maka seseorang yang memiliki soft skill  akan mengajak lawan berbicaranya berbicara apa saja, walaupun hanya basa-basi, tidak terlalu penting untuk dibicarakan, ada saja yang dijadikan topik untuk dibicarakan;
11)  menjaga percakapan bermakna (diskusi / perdebatan)
            apabila dalam suatu diskusi/perdebatan, seseorang yang memiliki soft skill  akan mudah menengahi perdebatan dengan sesuatu yang lebih berguna, misalnya apabila anggota diskusi sudah berada pada puncak penyelesaian diskusi, ia akan memanbahkan beberapa data yang mendukung untuk penutupan diskusi;
12)    menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk dan sopan, bahasa singkat
             karena kepandaian menjaga ucapan, seseorang tersebut tidak akan mudah tersulut emosi dalam beradu argumen, walaupun ia benar, sedang lawannya salah, untuk meredam emosi, ia akan berusaha menenangkan diri sendiri baru setelah itu menjelaskan pelan-pelan kepada lawan bicara; dan
13)    berpura-pura minat dan berbicara dengan cerdas tentang topik apapun
             karena dianggap lihai dalam berkata-kata, dalam keadaan capek seperti apapun, apabila dilakukan diskusi lagi, ia akan menampakkan keminatannya untuk melakukan diskusi lebih lanjut, demi untuk menjaga kondisi dalam ruangan tersebut kondusif.

9.    Bagaimana cara mengembangkan soft skill dalam pembelajaran ?
Jawab :
Softskill bisa didapatkan melalui pelatihan atau pengembangan kepribadian yang dimulai dari diri sendiri. Karena soft skills ini tidak hanya bermanfaat dalam lingkungan kerja, namun bermanfaat dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apa kemampuan ini sudah ada dalam diri atau masih perlu dilatih lagi?. Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills :
1.   Menjadi bagian dari suatu organisasi, untuk belajar menghargai orang lain
2.   Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
3.   Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
4.   Berlatih menghadapi kritik
5.   Berlatih cara memberi kritik dengan positif
6.   Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill, karena bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia lainnya, yaitu :
1.   Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif.
2.   Menghargai orang lain
3.   Belajar mendengarkan orang lain
4.   Berkomunikasi dengan jelas
5.   Penuhi diri dengan rasa humor
6.   Jangan sering mengeluh
Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat mendatangkan kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di lingkungan. Daripada katakanlah seseorang yang pandai secara akademis,namun tidak mau menghargai orang lain. DI era globalisasi dan teknologi seperti ini, tampaknya keramahan dan pengertian masih menjadi faktor utama, yang menjadikan manusia tetap menjadi manusia yang sesungguhnya.

10.  Menurut anda apa saja permasalahan pendidikan di Indonesia dan bagaiman solusinya ?
Jawab :
1.      Masalah mendasar pendidikan di indonesia
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan “manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikanyang diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang.Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya.
 Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistempendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. Model pendidikan ini tidak membebaskan karena sangat menindas para murid.
            Yang ketiga, dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek (yang adalah wujud dari dehumanisasi) merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar-akar budayanya (seperti di dunia Timur/Asia)

2.      Kualitas pendidikan di Indonesia
a.    Rendahnya sarana kualitas fisik
b.    Rendahnya kualitas guru
c.    Rendahnya kesejahteraan guru
d.   Rendahnya prestasi siswa
e.    Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
f.     Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
g.    Mahalnya biaya pendidikan
Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
a.    Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistempendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
b.   Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
 Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabats.