Judul :
Pendidikan di Era Digital
Pemateri :
Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd
Era
digital yang kini telah menjadi bagian kehidupan keseharian masyarakat,
khususnya generasi muda memang akan mengubah pola kehidupan. Termasuk
pola belajar dan pola penyebaran informasi. Saya meyakini, era kertas
pelan tetapi pasti akan tergeser. Ketika kamus digital dapat diperoleh
dengan mudah dan murah, misalnya dapat dimasuk ke dalam HP, maka kamus tercetak
akan terancam. Tidak hanya itu. Setahap demi setahap, jurnal,
majalah, buku dan bahkan koran juga akan digeser oleh versi digital.
Jurnal ilmiah yang biasanya mahal karena jumlah cetakannya tidak banyak, kini
sudah mulai beralih ke bentuk digital. Perpustakaan dengan senang
berlangganan jurnal online karena murah dan tidak memakan tempat. Hampir
semua koran sekarang sudah punya versi online.
Dan buku teks juga sudah mulai masih ke versi digital. Jika itu
terjadi, maka penyebaran informasi benar-benar melalui versi baru yaitu
digitalisasi informasi. Yang dimana perkembangan itu diawali
denganminiaturisasi, menuju modilisasi, berkembang menjadi automasi dan
akhirnya single use. Yang dimana dahulu informasi terbatas dan guru adalah
satu-satunya sumber informasidan diarahkan untuk menghasilkan pegawai/karyawan.
Selanjutnya industri menjadi pemesan lulusan, ikut menentukan kopetensi lulusan
untuk mendukung kemajuan industri. Di era sekarang informasi tidak terbatas,
era cuber dengan informasi melimpah dan guru bukan lagi menjadi sumber utama
informasi. Yang dimana pola kerja masa depan adalah generic skills yaitu:
(a)Problem Faced, (b) Searching Related Information, (c) Information Analizing
Critically, (d) Finding Alternatives Problem Solving Creatively, (e)
Implementing The Chosen Way. Di era pendidikan kali ini yang penting bukan
berapa lama orang sekolah, melainkan kemampuan apa yang dimiliki setelah lulus.
Kunci dari kesuksesan adalah soft skills dan hard skills . Faktor Penentu
keunggulan suatu negara dari 45% innovation, 25% Networking, 20% technologi,
10% Natural resources.
Judul :
Masyarakat Ekonomi Asean 2015 Sebuah Tantangan & Peluang
Bagi Sistem
Pendidikan Nasional
Pemateri :
Dr. Firdaus Juni Dharta, M.Ikom
Di akhir tahun 2015 kita akan segera memasuki Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), yang merupakan bentuk realisasi dan tujuan akhir integrasi ekonomi
negara-negara di kawasan Asia Tenggara. ASEAN yang merupakan kekuatan ekonomi
ketiga terbesar setelah Tiongkok dan Jepang. Terdapat empat hal yang akan
menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan sesuatu momentum yang
baik untuk membangun sistem pendidikan di Indonesia. Yang pertama, Re-orientasi
strategi dalam meyiapkan tenaga terampil sesuai dengan kebutuhan pasar ASEAN.
Kedua, Pembelajaran ICT (Information Communication, dan Technologi) sebagai
materi ajar di satuan pendidikan. Ketiga, Pendidikan kewirausahaan sebagai
salah satu materi keterampilan di satuan pendidikan melalui program life skill,
khususnya program ketrampilan vocational. Keempat, Pengayaan kurikulum berbasis
global dengan mengadopsi muatan kurikulum yang dimiliki negara ASEAN yang
mempunyai keunggulan, misalnya kurikulum Singapura (tentang jasa) dan atau
Thailand (tentang pertanian) menjadi penting. Argumen mendasar kenapa ke-4 hal
tersebut menjadi urgen karena (1) taraf daya saing kita perlu segera
ditingkatkan mengingat bahwa Indeks Daya Saing Global 2010, tingkat daya saing
indonesia berada pada posisi 75, (2) Pendidikan dan produktifitas Indonesia
masih kalah saing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysi, (3) Angka
Partisipasi Kasar (APK)npendidikan dasar Indonesia berada pada urutan ke-6 di
ASEAN dan ke-69 di dunia. Konsep pendidikan link and match yang digagas oleh
Wardiman Djojonegoro memang bisa menjawab tantangan pasar tunggal, demi
mengatasi persoalan pengangguran terdidik di ranah ekonomi. Bagi yang pro-kontra
terhadap konsep link and match semestinya tidak ditempatkan secara berhadapan,
melainkan sinergis untuk menemukan model pendidikan yang baik dan pendidikan
yang berefek. Suatu negara akan menjadi maju, tidak ditentukan oleh lama dan
luas wilayahnya, tetapi ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada
didalamnya.Maka pendidikan memiliki peran penting untuk menyiapkan manusia
Indonesia yang qualified dan marketable, sehingga tidak terpinggirkan dalam
arus pasar tunggal ASEAN .
Judul : Prinsip-Prinsip Kegiatan
Mengajar Belajar di Era Abad 21
Pemateri : Prof. Dr. Sunardi, M.Pd
Era abad 21 dan era ASEAN Economic Community
(AEC) ditandai dengan : informasi dimana saja dan dapat diakses kapan saja,
komputasi, dan komunikasi. Berdasarkan ciri tersebut, maka pemerintah harus
menetapkan visi belajar agar siswa sukses dalam era ekonomi global. Pusat
kurikulum badan penelitian dan pengembangan kemdikbud telah mengembangkan
kurikulum 2013 (K-13). K-13 juga merupakan KBK yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Fokus penyempurnaan dari KBK dan
KTSP adalah pada standar kopetensi kelulusan, standar isi, standar proses dan
standar penilaian. Prinsip KBM yang ditetapkan pada KBK dan KTSP masih bleum
mampu memenuhi tuntutan perkembangan zaman di era abad 21. Prinsip KMB untuk
sukses di era abad 21 adalah pembelajaran mengedepankan pengalaman personal
maupun interpersonal melalui observing, questioning, experimenting,
assosiating, communicating dan creating. Landasan pengembangan kurikulum 2013meliputi
aspek filosofis, aspek yuridis, dan aspek konseptual.
Tumpuan pengembangan kurikulum 2013 adalah
berpijak pada paradigma belajar dan kerangka kopetensiabad 21. Pada era abad 21
pembelajaran domain sikap, psikomotor, dan pengetahuan harus dilaksanakan secra
terpadu, dengan mendasarkan prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran tersebut
harus bercirikan : berpusat pada siswa belajar; lingkungan belajar dan
manajemen kelas terbuka, proses demokrasi, peran siswa aktif,ruang lingkup
beljar di kelas masyarakat, sosial-ekonomi-budaya, negara dan global; sumber
belajar bukan satu-satunya guru, menggunakan teknologi informasi; dan
mengembangkan kpetensi berpikir kritis, problem solving, kreatif, kolaboratif,
dan komunikatif.
Judul :
Peningkatan Profesionalisme Guru Pada Reformasi Pendidikan
Dalam memasuki
AEC - MEA
Pemateri :
Dalam
ero globalisasi dewasa ini profesi guru menduduki posisi penting, karena
mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu guru memperoleh
premis-premis baru agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan yaitu: (1) guru
sebagai agen perubahan, (2) Guru sebagai pengembang sikap toleransi dan saling
pengertian, (3) Guru sebagai pendidik profesional. Dalam UU SISDINAS 20 tahun
2003 telah dijelaskan menenai tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada
ayat 2. Visi dari pendidikan nasional sendiri merupakan untuk membentuk insan
Indonesia cerdas komprehensif (cerdas intelektual, spiritual, kinetetis dan
sosial, emosional) dan 5M. Profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi
bermatabat yang memerlukan suatu sistem pembinaan dan Continuous Proffesional
Development (CPD) atau Pengembangan Profesi Berkelanjutan. Tantangan dalam
AEC/MEA adalah bagaimana kita harus menyikapai anak didik agar mampu menghadapi
kehidupan modern dan sekaligus mengembangkannya, bagaimanakurikulum sekolah
harus disusun agar relevan dengan tantangan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan, dan memilihmetode apa yang tepat digunakan. UNESCO menetapkan The
four pillars education (empat pilar pendidikan) sebagai landasan pendidikan
pada era global yaitu: (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3) Learning
to be, (4)Learning to live together. Karakteristik guru yang diperlukan adalah
memahami profesi guru sebagai panggilan hidup sejati, selama proses
pembelajaran mengupayakan positive reward, Sikap guru tidak hanya simpatik
tetapi mampu berempatik, dan menyadari bahwa sebagai guru di era globl
hendaknya memiliki ability to be a learner (long life learning) dan bukan hanya
berprofesi yang ambivalen.
A Casino That Donates Much To Its Reputation
BalasHapusThe former is known for its If you're 통영 출장안마 looking for a 경산 출장마사지 casino where 김천 출장안마 it pays out big time, it's the 남원 출장안마 best place to Apr 제주도 출장샵 26, 2018 · Uploaded by CasinoMd